Kebaikan dibalik Kesederhanaan
Hidup dalam kesederhanaan
merupakan salah satu yang diajarkan dalam agama islam. Islam mengajarkan lewat
contoh teladan yakni Nabi Muhammad SAW yang memiliki pribadi sederhana. Allah
juga melarang segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan. Sebagaimana ayat
yang diturunkan dalam surat Al-araf ayat 31 yang artinya “makan dan
minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang
yang berlebih-lebihan.” Makna dari ayat diatas menerangkan bahwa dalam
segi hal terkecil pun seperti makan dan minum Allah sudah melarang
menkonsumsinya secara berlebihan. Kemudian diperjelas dengan ayat selanjutnya
yakni Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebihan. Dibalik perintah dan larangan pasti ada
hikmah. Hikmah dari larangan makan dan minum secara berlebihan adalah untuk
kebaikan kita sendiri. Karena makan secara berlebihan akan menimbulkan berbagai
macam penyakit. Seperti yang disebutkan dalam hadits “kullu daain albardatu”Dalam era globalisasi seperti yang terjadi di zaman sekarang ini,
sulit mendapatkan manusia yang hidup dalam kesederhanaan sebagaimana yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Manusia yang hidup dalam zaman modern
seperti ini cenderung memprioritaskan hidup dalam kemewah-mewahan. Globalisasi
dan pengaruh dari luar telah mengambil banyak peran dalam kepribadian seorang
muslim. Yang lama-kelamaan akan merambat dan beradaptasi menjadi karakter yang
jauh dari sifat aslinya.Hidup secara
bermewah-mewahan sudah menjadi hal yang lumrah bahkan menjadi ajang perlombaan
dalam meningkatkan kualitas hidup. Orang cenderung malu bahkan tidak percaya
diri apabila hidup dengan hal yang sederhana. Dari mulai tempat tinggal,
pakaian, sampai cara makan pun harus dilakukan dengan cara yang dicontohkan
bangsa barat. Kiblat seorang muslim sudah melenceng ke arah yang tidak
seharusnya.Banyak kaum muslimin yang meninggalkan sunnah Rasulullah
karena terpengaruh dengan tradisi dan budaya orang-orang Eropa yang kafir.
Yaitu tradisi dan budaya yang didasarkan pada prinsip materialistik yang tidak
mengenal penciptanya dan bersyukur kepada nikmat-nikmat-Nya yang salah satunya
adalah makan menggunakan
tangan. Sebagaimana dicontohkan oleh nabi lewat hadits yang berbunyi: “Sesungguhnya
Rasulullah SAW makan dengan 3 jari, dan kalau sudah selesai makan beliau
menjilatinya.” (HR. Muslim). Umat muslim pada era globalisasi ini,
lebih menyukai makan dengan menggunakan sendok, garpu, pisau dan sebagainya. Tentang hadist di atas, Ibnu Utsaimin r.a mengatakan: “Dianjurkan
untuk makan dengan tiga jari, yaitu jari tengah, jari telunjuk, dan jempol,
karena hal tersebut menunjukkan tidak rakus dan ketawadhu’an.” http://www.thibbun.com/thibbun-nabawi/pola-makan-rasulullah.html(diunduh pada tanggal: 20 Maret 2014 pukul: 14.40)
Apa rahasia dibalik sunah makan menggunakan tangan? Ternyata makan menggunakan tangan dapat membantu dalam proses pencernaan makanan. Ini bisa dibuktikan melalui percobaan menggunakan dua mangkuk nasi. Apabila kita mengaduk mangkuk yang berisi nasi yang pertama menggunakan tangan, sementara mangkuk yang lain diaduk menggunakan sendok, maka nasi yang diaduk menggunakan tangan akan lebih cepat basi sementara yang diaduk menggunakan sendok akan tahan hingga 24 jam. Mengapa bisa demikian? Hal ini terjadi karena di sela-sela jari tangan terdapat enzim pengurai, yang memudahkan alat pencerna dalam lambung manusia.
Banyak yang mengatakan bahwa makan menggunakan tangan
lebih menyehatkan. Itu memang benar adanya. Karena seperti yang telah
disebutkan tadi, di dalam tangan terdapat enzim RNAse yang dapat mengikat
bakteri, sehingga tingkat aktivitasnya sangat rendah ketika masuk bersama
makanan ke saluran pencernaan tubuh.Pada dasarnya, tujuan utama enzim RNAse ini digunakan
dalam analisis genetik, dengan tujuan mendegradasi RNA, sehingga yang tinggal
dari sebuah sel hidup adalah DNA-nya. httppaparetta.wordpress.com (diunduh pada tanggal:
20 Maret 2014 pukul: 14.50)
Enzim ini selalu terkandung dalam jari-jari dan telapak tangan manusia, sehingga proses penyuapan makanan ke dalam saluran pencernaan akan mengikutkan enzim yang bisa mengikat sel bakteri agar aktivitasnya tidak maksimal. Dengan asumsi, sudah dilakukan upaya menghigieniskan tangan sebelumnya. Seperti yang dikatakan Dr. Charles Gerba dari University of Arizona dalam sebuah penelitian bahwa “kita tidak mungkin menghalangi kuman dan bakteri masuk ke dalam lingkungan kita. Namun kita bisa memerangi kuman dengan cara mencuci tangan setiap sebelum dan selesai beraktivitas.”
https://www.facebook.com/permalink.php?id=103930943014245&story_fbid=373761932697810(diunduh pada tanggal: 20 Maret 2014 pukul: 14.30)
Begitu makanan masuk ke saluran pencernaan, maka enzim ini akan ikut mengikat pergerakan bakteri hingga ke saluran pembuangan. Sebaliknya, jika manusia makan menggunakan alat perantara seperti sendok, maka tidak ada yang bisa menahan laju aktivitas bakteri yang terkandung, baik di makanan atau alat makan itu sendiri.Segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah lewat sunah Rasulullah, pasti baik adanya. Pasti ada kebaikan tersendiri yang tersimpan dibaliknya. Seperti contoh yang telah disebutkan diatas. Contoh lain adalah, sunah Rasul yang memerintahkan untuk makan dan minum sambil duduk. Kalau melihat budaya dan tradisi bangsa barat, mereka biasa makan dan minum sambil berdiri yang biasa mereka lakukan pada acara pesta atau semacamnya. Budaya seperti itu banyak ditiru masyarakat Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim. Padahal, makan dan minum sambil berdiri dapat membahayakan alat pencernaan. Itu juga merupakan alasan mengapa Rasulullah memerintahkan kita untuk makan sambil duduk. Selain agar sopan, juga agar kita terjauh dari bahaya penyakit. Banyak sekali pembuktian bahwa ada kebaikan dibalik kesederhanaan Sunah Rasulullah SAW.
Apa rahasia dibalik sunah makan menggunakan tangan? Ternyata makan menggunakan tangan dapat membantu dalam proses pencernaan makanan. Ini bisa dibuktikan melalui percobaan menggunakan dua mangkuk nasi. Apabila kita mengaduk mangkuk yang berisi nasi yang pertama menggunakan tangan, sementara mangkuk yang lain diaduk menggunakan sendok, maka nasi yang diaduk menggunakan tangan akan lebih cepat basi sementara yang diaduk menggunakan sendok akan tahan hingga 24 jam. Mengapa bisa demikian? Hal ini terjadi karena di sela-sela jari tangan terdapat enzim pengurai, yang memudahkan alat pencerna dalam lambung manusia.
Enzim ini selalu terkandung dalam jari-jari dan telapak tangan manusia, sehingga proses penyuapan makanan ke dalam saluran pencernaan akan mengikutkan enzim yang bisa mengikat sel bakteri agar aktivitasnya tidak maksimal. Dengan asumsi, sudah dilakukan upaya menghigieniskan tangan sebelumnya. Seperti yang dikatakan Dr. Charles Gerba dari University of Arizona dalam sebuah penelitian bahwa “kita tidak mungkin menghalangi kuman dan bakteri masuk ke dalam lingkungan kita. Namun kita bisa memerangi kuman dengan cara mencuci tangan setiap sebelum dan selesai beraktivitas.”
https://www.facebook.com/permalink.php?id=103930943014245&story_fbid=373761932697810(diunduh pada tanggal: 20 Maret 2014 pukul: 14.30)
Begitu makanan masuk ke saluran pencernaan, maka enzim ini akan ikut mengikat pergerakan bakteri hingga ke saluran pembuangan. Sebaliknya, jika manusia makan menggunakan alat perantara seperti sendok, maka tidak ada yang bisa menahan laju aktivitas bakteri yang terkandung, baik di makanan atau alat makan itu sendiri.Segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah lewat sunah Rasulullah, pasti baik adanya. Pasti ada kebaikan tersendiri yang tersimpan dibaliknya. Seperti contoh yang telah disebutkan diatas. Contoh lain adalah, sunah Rasul yang memerintahkan untuk makan dan minum sambil duduk. Kalau melihat budaya dan tradisi bangsa barat, mereka biasa makan dan minum sambil berdiri yang biasa mereka lakukan pada acara pesta atau semacamnya. Budaya seperti itu banyak ditiru masyarakat Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim. Padahal, makan dan minum sambil berdiri dapat membahayakan alat pencernaan. Itu juga merupakan alasan mengapa Rasulullah memerintahkan kita untuk makan sambil duduk. Selain agar sopan, juga agar kita terjauh dari bahaya penyakit. Banyak sekali pembuktian bahwa ada kebaikan dibalik kesederhanaan Sunah Rasulullah SAW.
0 komentar:
Posting Komentar